PengertianKontemporer. Kontemporer merupakan cabang seni yang dipengaruhi oleh efek modernisasi. Kontemporer berarti modern, kekinian atau lebih tepatnya sesuatu yang sesuai dengan kondisi pada waktu yang sama atau pada waktu itu. Seni yang tidak terikat oleh aturan masa lalu dan yang berkembang saat ini disebut seni kontemporer.
Jakarta - Sama seperti ratusan suku bangsa yang tersebar mulai Sabang sampai Merauke, Indonesia kaya akan beragam seni budaya. Salah satu seni budaya itu adalah tari-tarian tradisional. Kali ini yang akan dibahas tarian dari Provinsi Jawa Timur bernama tari Remo sering dikenal dengan beberapa nama di antaranya Remang, Ngrema, dan tari Ludruk. Menurut Wahyudiyanto dalam disertasinya yang berjudul "urip dalam Tari Ngrema Surabayan Konsep Teknik, Kinestetik, dan Bentuk Estetik" tarian ini merupakan seni pertunjukan khas Brang yang juga pengajar di Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta, Surabaya menjelaskan Brang Wetan berasal dari kata seberang wetan atau sebelah timur sungai Brantas. Ini merupakan sebutan untuk wilayah budaya seni rakyat/etnik di Provinsi Jawa Timur yang tidak termasuk budaya seni Mataram, Arab, Cina, dan kesenian penduduk imigran lainnya di Jatim. Seni Brang Wetan meliputi wilayah Nganjuk, Kertosono, Jombang, Mojokerto, Surabaya, Malang, bahkan sampai Probolinggo dan Lumajang. Tari Remo atau Ngrema tumbuh subur di pedesaan dan perkotaan pada beberapa wilayah kabupaten kota, di antaranya; Jombang, Mojokerto, Malang, Madura, terutama di Surabaya dan tarian ini diketahui memiliki latar belakang yang berbeda dari tarian daerah lainnya. Seperti apa?Berikut fakta-fakta tari RemoSejarah Tari RemoWahyudiyanto memaparkan dalam artikel "Karakteristik Ragam Gerak dan Tata Rias Busana Tari Ngremo Sebagai Wujud Presentasi Simbolis Sosio Kultural", bahwa tari Remo mulai muncul pada 1920-an. Masa itu tari ini bersifat religius. Kemudian bergeser sebagai seni untuk menghibur perkembangan selanjutnya tari Remo berfungsi mengawali pertunjukan ludruk. Kemudian ketika Ludruk dan tari Ngremo bersentuhan dengan realitas politik masa pergerakan, tari Ngremo memantapkan diri menjadi tarian yang khas sebagai tari dengan tema Durasim misalnya dengan kidungan Remo sangat berani mengkritik pemerintahan kolonial Jepang di Indonesia. Perjuangan ini merupakan salah satu tonggak Remo masuk dalam politik dan Sawunggaling adalah tokoh-tokoh bangsawan pejuang legendaris di Jawa Timur dijadikan orientasi perwujudan ide-ide tari Remo. Visualisasi tokoh-tokoh idola tersebut tampak sekali pada karakteristik yang hadir melalui tata rias dan tata perkembangannya tarian ini sering dilakukan sendiri tanpa menjadi pembuka kesenian Ludruk. Bahkan, tarian ini sering menjadi tarian penyambutan untuk tamu dan Properti Tari RemoMenurut Wahyudiyanto, bentuk gerak dari tari Remo mempunyai pola-pola yang menggunakan tenaga yang banyak bertumpu pada kaki dengan variasi pada gerak tangan. Sedangkan gerakan tubuh relatif sedikit. Gerakan-gerakan tangan cenderung cepat, tegas dan patah-patah, tetapi terkendali oleh sikap tubuh bagian dada yang tegap dan gerak pada bagian kepala terlihat lebih dinamis karena pola yang digunakan adalah cepat dan patah-patah, pandangan atau sorot mata yang tajam. Dapat dicontohkan di sini adalah gerak iket dan sabetan. Tari Remo secara umum mempunyai pola gerak yang bertumpu pada kaki dengan variasi gerak tangan yang dinamisProperti tari Remo biasanya tergantung tokoh Cakraningrat dan Sawunggaling. Tokoh Sawunggaling digambarkan relatif masih muda sehingga ditampilkan dengan penampakan bentuk fisik masih sehat, berotot. Ditampakkan dengan tanpa menggunakan kemeja ngligo.Tutup kepala kemplengan tanpa penutup rambut yaitu iket atau udeng dilingkarkan di kepala dengan tali menjulang ke atas. Memakai celana panji dari kain beludru berwarna hitam atau merah. Keris bentuk ladrangan diselipkan di pinggang kanan belakang. Selempang dikenakan pada bahu kanan melingkar ke pinggang bawah kiri memutar ke tokoh Cakraningrat mengenakan kemeja warna putih kain jenis satin atau kain jenis beludru warna hitam. Tutup kepala menggunakan bentuk tutup atau iwet yaitu rambut bagian atas tertutup rapat. Giwang dikenakan pada telinga bagian kiri. Selebihnya sama dengan tokoh Tari RemoTari Remo memiliki ciri khas, yakni gerakan kaki yang rancak serta dinamis. Gerakan ini bisa membuat para penonton terpukau karena adanya tambahan efek suara kerincing dari lonceng di pergelangan itu, tari remo semakin atraktif dengan gerakan lempar selendang atau sampur, gelengan kepala, ekspresi wajah hingga permainan menggunakan kuda-kudaan. Simak Video "Diikuti Pelajar, Tari Remo di Surabaya Cetak Rekor MURI" [GambasVideo 20detik] pay/palSejarahTari Jaipong. Berdasarkan pelarangan kesenian asing oleh Presiden Soekarno pada tahun 1960-an, kondisi tersebut yang akhirnya mendorong Gugum Gumbira untuk menciptakan suatu kesenian lokal Jawa Barat. Pada tahun 1967 Gugum Gumbira melakukan perjalanan ke seluruh wilayah Jawa Barat untuk mengetahui kesenian apa saja yang ada di
Ilustrasi seni tari yang ada di Indonesia. Sumber Indonesia dikenal kaya akan seni dan budaya. Tiap daerah memiliki seni budaya tersendiri yang tidak ada di daerah lain. Salah satunya adalah seni tari. Hampir di setiap daerah memilili keunikan tersendiri, baik itu dari gerakan, pakaian maupun musik yang mengiringi. Berikut 3 ciri-ciri gerak tari Sumatra yang Ciri-Ciri Gerak Tari SumatraMengutip buku berjudul Pendidikan Seni Tari Buku untuk Mahasiswa karangan Taat Kurnita Yeniningsih 2018 26, tari adalah gerakan-gerakan dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama serta mempunyai maksud tari tradisional yaitu tari yang lahir dan berkembang di daerah tertentu berpedoman pada kebiasaan dan adat turun-temurun yang dianut oleh masyarakat di daerah tradisional yang ada di berbegai daerah Indonesia memiliki beberapa fungsi, yaitu 1. Media upacara keagamaan 3. Media upacara perayaan-perayaan dalam kehidupan Dengan perbedaaan latar belakang dan fungsi tari tradisional, maka setiap tari di daerah memiliki ciri khas masing-masing, termasuk tari daerah daerah Sumatra memiliki ciri-ciri gerakan tersendiri dibandingan dengan tari daerah lainnya, diantaranyaGerak tari pada umumnya dilakukan secara lincah dan tari lebih menekankan pada gerakan-gerakan lengan, tangan, jari, leher, dan kepala sangat sederhana atau tidak rumit, seperti gerakan jari membuka dan di atas adalah gerakan tari secara umum, namun tiap daerah memiliki ciri khas masing-masing, yaituTari dari daerah Sumatra Barat memiliki gerakan yang sederhana, banyak menggunakan gerak tangan dengan jari yang membuka, badan naik turun dan tari porong dari Sumatra Barat. Tari daerah Sumatra Selatan memiliki ciri-ciri gerakan yang lincah, membawa cawan berisi lilin, dan badan merendah dalam membawa tari daerah Sumatra Utara adalah gerakan yang lincah, ringan, dinamis, dan sangat Nangroe Aceh DarusalamTari daerah ujung Sumatra ini diperagakan dengan lincah, luwes, dan ringan. Selain itu memiliki tari daerah NAD sering diikuti dangan gerakan tepuk daerah Jambi dan Riau ciri-ciri gerakan yang cepat, lincah, dan dinamis. Tari daerah Jambi dan Riau juga sering melakukan loncatan dan putaran badan yang diikuti dengan liukan kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia, seharusnya kita dapat mengetahui tarian daerah-daerah di Indonesia dan tetap melestarikan budaya tersebut agar tidak hilang ditelan zaman. MZMUnsurutama tari adalah suatu ikatan yang membentuk harmoni dan keindahan dalam sajian karya tari. Unsur-unsur utama tersebut antara lain: 1. Gerak Tari. Gerak tari merupakan komposisi gerakan indah yang dilakukan oleh anggota tubuh yang telah mengalami penggarapan dan dapat dinikmati oleh orang lain.
Tarian Jawa Barat β Membicarakan tari tarian Indonesia memang tidak pernah habis karena setiap daerah, termasuk Jawa Barat memiliki tarian tradisional sendiri. Tidak hanya Jaipong, ternyata Jawa Barat memiliki beragam tarian lainnya. Contoh tarian Jawa Barat lainnya yakni tari topeng, tari merak, tari ketuk tilu, tari buyung, dan lain-lain. Bahkan, tari daerah Jawa Barat memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan tarian tradisional daerah lain. Misalnya, mulai dari gerak tari, kostum penari yang dikenakan, hingga iringan musiknya. Sebelum mengetahui beragam tarian Jawa Barat, simak ulasan mengenai karakteristiknya berikut ini Karakteristik Tarian Jawa Barat Berbeda dengan daerah lain, Jawa Barat memiliki gaya khas tersendiri. Tari ini kerap disebut sebagai tarian Sunda karena berasal dari Jawa Barat. Secara umum, karakteristik tariannya yakni memiliki gerakan yang ringan, rapat, dan juga cepat. Karakteristik tari yang dibawakan oleh penari perempuan, biasanya sangat bertenaga, enerjik, lincah, serta erotik. Selain itu, ciri khas lainnya yaitu adanya gerakan yang sangat kuat pada pinggul dan juga pangkal bagi penari perempuan. Untuk penari laki-laki, pada umumnya gerakannya terinspirasi dari koreografi ataupun gerakan pencak silat. Selain gerakannya, karakteristik dari tarian Jawa Barat yakni adalah dari sisi kostum yang dikenakan oleh para penari. Biasanya penari akan mengenakan pakaian yang memiliki warna-warna terang dan cerah. Selain itu, ada juga aksesoris yang melengkapinya, seperti sesumping, Garuda mungkur, sampur, dan lain sebagainya. Hal yang membedakan tari tradisional daerah ini dengan tarian lain yakni iringan musiknya. Pada tari Jawa Barat, musik yang digunakan untuk mengiringi penari adalah alat musik gamelan khas Jawa Barat. Selain itu, melodi yang dibawakan juga lebih enerjik, sesuai dengan gerakan penari. Baca Juga Tarian Jawa Tengah Contoh Tarian Jawa Barat Setelah mengetahui berbagai ciri khas dari tari Jawa Barat, kini saatnya mengetahui macam-macam tariannya. Pasalnya, ada banyak jenis tari dari Jawa Barat, Mulai dari tari jaipong, tari topeng, tari ketuk tilu, dan banyak lainnya. Jika penasaran apa saja tarian Jawa Barat, berikut ini adalah ulasannya 1. Tari Jaipong Ini adalah tari tradisional yang sangat populer di Jawa Barat dan sangat umum dipentaskan di berbagai acara maupun kegiatan. Tari ini diciptakan sekitar tahun 1960-an oleh Gugum Gumbira karena terinspirasi dari kesenian masyarakat Jawa barat, seperti ronggeng, kliningan, dan ketuk tilu. Ciri khas tari ini terdapat pada gerakannya yang bersemangat dan iramanya cepat. Ada empat gerakan utama pada tarian ini, yakni bukaan, pencugan, ngala, dan mincit. Iringan musik pada tarian ini menggunakan instrumen tradisional, seperti rebana, gendang, kecapi, rebab, gong, dan kecrek. Kemudian, sinden juga kerap kali mengirim alunan musiknya. 2. Tari Topeng Sesuai namanya, tarian yang berkembang di Cirebon ini menggunakan properti utama, yakni topeng untuk menutupi wajah penari. Selain tari topeng kelana yang terkenal, ada beragam jenis tari topeng lain, seperti topeng panji, samba, rumyang, dan tumenggung. Kelima jenis tari topeng ini disebut juga dengan Topeng Panca Wanda. Tiap jenis tarian topeng memiliki bentuk dan warna topeng yang berbeda-beda. Selain itu, masing-masing tari topeng juga memiliki gerakan, ekspresi, dan makna tarian yang berbeda. Secara umum, tarian Jawa Barat ini mengisahkan tentang perjalanan hidup manusia. Mulai dari kelahiran manusia, fase anak-anak, masa remaja, fase dewasa hingga sifat murka yang ada pada manusia. 3. Tari Merak Untuk tari tradisional asal Bandung, Jawa Barat ini diciptakan pada tahun 1955 oleh Raden TjeTje Somantri. Awalnya tarian ini diciptakan untuk acara penyambutan para delegasi Konferensi Asia Afrika. Gerakan tarian ini merepresentasikan gerak gerik burung merak jantan yang sedang memikat burung merak betina. Pada tari ini, irama musik yang mengiringi adalah gamelan laras salendro dengan lagu Macan Ucul. Seiring berjalannya waktu, tarian ini menjadi tari kontemporer sehingga gerakan tariannya tidak ada yang terikat dan berdasarkan kreasi sendiri. Baca Juga Tarian Jawa Timur 4. Tari Sampiung Disebut sebagai tari sampiung karena judul lagu pengiringnya sama dengan nama tarian ini. Alat musik pengiring dari tari sampiung yakni Tarawangsa, yang bentuknya mirip kecapi kecil dan dibunyikan dengan cara digesek. Banyak orang menyebut tari ini adalah tari Jentreng karena salah satu alat alat musik karawitan Sunda yang dikenalkan adalah Jentreng. Tarian ini kerap dipentaskan ketika upacara adat, seperti Rebo Wekasan, Pesta Panen, Seren Taun, dan lain-lain. Umumnya tarian ini dipentaskan secara tertutup, misalnya di dalam pendopo maupun bale. 5. Tari Ketuk Tilu Nama tarian Jawa Barat ini berasal dari alat musik pengiringnya yakni bonang atau 3 ketuk. Pasalnya, alat musik ini mampu mengeluarkan 3 suara, yakni gendang kecil, gendang besar, dan pola rebab. Masyarakat Sunda zaman dahulu, mementaskan tarian ini sebagai perwujudan rasa syukur dan bentuk kegembiraan dalam menyambut hari panen padi. Namun, sebelum tarian ini menjadi tari perayaan hari panen, pada zaman penjajahan Belanda, tarian ini berfungsi sebagai sarana hiburan. Kini tarian dipentaskan di berbagai acara, seperti pernikahan, festival tari, dan lain-lain. 6. Tari Sintren Selain tari topeng, Kota Cirebon juga memiliki tarian populer lainnya yakni tari sintren. Pada pementasannya, tarian ini sarat akan unsur magis sehingga penari pun harus dipersiapkan sebaik mungkin. Penari tarian ini haruslah penari perempuan yang masih gadis dan dalam keadaan suci. Bahkan, sebelum melakukan pementasan, penari harus melakukan puasa. Pada awal tarian, sang dukun akan membakar menyan dan membaca mantra, lalu dimulailah musik pengiring. Kemudian, penari mengenakan busana khusus dan menggunakan kaca mata hitam. Seluruh tubuh penari diikat dan dimasukkan ke dalam kurungan ayam. Kemudian, di dalam kurungan tersebut, penari melepaskan ikatan dan setelah kurungannya dibuka, penari lalu melakukan gerakan tari. Ketika menari, penonton akan melemparkan uang pada penari dan penari akan pingsan. Penari akan mendatangi penonton yang memberikan uang untuk berterima kasih dan ini artinya proses tarian sudah selesai. 7. Tari Ronggeng Gunung Berasal dari Pangandaran, Jawa Barat, tarian ini dibawakan oleh 6 hingga 10 penari. Peralatan musik yang digunakan adalah tiga buah ketuk, kendang, dan gong. Kemudian, nyanyian yang mengiringi tarian ini berkisah tentang kesedihan Dewi Samboja yang ditinggalkan Rada Anggalarang. Pada masa dahulu, tarian ini dipentaskan saat upacara adat pertanian. Namun, kini tarian ini digelar di berbagai macam acara, seperti khitanan, pernikahan, dan lain-lain. Tari ini begitu interaktif karena penari kerap kali mengajak penontonnya untuk ikut serta menari. Baca Juga Unsur Tari 8. Tari Buyung Ini adalah tarian Jawa Barat yang asalnya dari Kuningan dan diciptakan oleh Emilia Djatikusumah. Pada masa dahulu tarian ini digelar ketika adanya perayaan upacara adat Seren Taun atau upacara panen padi. Dengan begitu, tarian ini memiliki makna sebagai bentuk rasa syukur pada Tuhan atas hasil dari panen padi. Karakteristik dari tari buyung yakni para penari membawa buyung, atau benda mirip kendi di atas kepalanya. Hal tersebut menggambarkan kebiasaan masyarakat Kuningan ketika pergi ke sungai yang terletak di Pancoran Ciereng dengan membawa buyung. 9. Tari Ronggeng Bugis Nama lain dari tarian yang berasal dari Kota Cirebon ini adalah tari telik sandi. Tarian ini kental dengan unsur komedi karena kostum yang digunakan mirip badut dengan hiasan yang lucu dan mirip seperti pantomim. Apalagi tarian ini dibawakan oleh penari laki-laki sehingga tarian ini kerap kali memancing gelak tawa penonton. Pada awalnya tarian ini terinspirasi dari Pasukan Telik Sandi, yakni sebuah kelompok yang dibentuk atas inisiatif Sunan Gunung Jati. Beliau membentuk kelompok tersebut sebagai mata-mata wilayah Pajajaran yang dilakukan orang Bugis yang ada di Cirebon. 10. Tari Kamonesan Penari tarian Jawa Barat ini berjumlah 8 orang, yakni 4 laki-laki dan 4 perempuan. Kostum penari berwarna cerah, seperti hijau, kuning, biru, dan merah. Keunikan tarian ini terdapat pada bakul yang dibawa penari perempuan yang menggambarkan kehidupan perempuan Sunda yang hendak ke sawah. Kemudian, penari laki-laki mengibarkan selendang seakan-akan menyambut kedatangan penari perempuan. Tarian ini menjadi lebih hangat dan hidup karena adanya iringan alat musik suling, gamelan khas Sunda, dan gendang. Pasalnya, tarian ini menggambarkan bagaimana masyarakat Sunda menjalani kehidupan keseharian. 11. Tari Wangsa Suta Berasal dari Sukabumi, tarian ini dibawakan oleh beberapa penari laki-laki. Pasalnya, kisah tarian ini adalah mengenai pertempuran Wangsa Suta. Yakni seorang pemuda yang membuka lahan yang akan menjadi Kota Sukabumi. Tujuan membuka lahan adalah untuk memenuhi syarat untuk menikah dengan Nyi Pudak Arum. Dalam prosesnya, Wangsa Suta harus berperang dengan utusan Demang Kartala, yakni penculik Pudak Arum. Gerakan tarian ini sangat tegas dan membentuk formasi peperangan sesuai ceritanya. Kostum yang digunakan berwarna kuning dengan desain dan atribut khas Sunda. Iringan musiknya mirip dengan musik bali, namun terdapat tambahan suling. Penutup Artikel Tarian Jawa Barat Itulah ulasan yang menarik tentang 11 tarian Jawa Barat yang bisa dijadikan referensi. Semua tarian tersebut kerap digelar di berbagai pertunjukkan hingga kini. Baik untuk upacara adat, penyambutan tamu, acara pernikahan, maupun kegiatan lainnya. Dengan begitu, tari-tarian tersebut akan tetap lestari dan tidak hilang tergerus zaman. Tarian Jawa BaratSeniBudaya 125 A. Konsep Gerak Tari Perlu kalian ketahui bahwa gerak tari memiliki bentuk yang beraneka ragam. Setiap tarian memiliki ciri khas atau keunikan geraknya masing-masing. Sehingga gerak tari tidak hanya terpaku pada gerak tari baku melainkan gerak tari dapat dikembangkan menjadi gerak tari kreasi. Tari Betawi dikelompokkan menjadi dua jenis tari